Kamis, 08 Maret 2012

Sosial Budaya Suku Betawi



Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta. Kata Betawi berasal dari kata "Batavia," yaitu nama lama Jakarta pada masa Hindia Belanda.
Pada tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.

Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.

Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.


Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu Jakarta Utara.

Sifat campur-aduk dalam dialek betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a".

Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara).
Dialek Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat.
Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih, karena mereka memang berasal dari daerah Kemayoran dan Kramat Sentiong.
Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.


Senjata khas Jakarta adalah bendo atau golok yang bersarungkan terbuat dari kayu

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi

Rabu, 07 Maret 2012

Tugas 1

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu budaya dasar dan tujuannya ?

Ilmu Budaya Dasar adalah : Pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasa dan pengertian umum tentang konsep - konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah - masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar : Basic Humanitiesm -> The Humanities (Humanus) yang artinya Manusia Berbudaya dan halus yang berkaitan dengan nilai - nilai manusia.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar
  Mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik menyangkut orang lain dan alam sekitarnya maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Untuk bisa menjangkau tujuan ILMU BUDAYA DASAR, diharapkan dapat :
1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.
2. Mengembangkan daya kritis terhadap masalah kemanusiaan dan budaya.
3. Sebagai calon pemimpin bangsa dan negara dan ahli dibidangnya.
4. Mengusahakan wahana komunikasi.

2. Jelaskan dua pandangan yang menjelaskan unsur-unsur manusia?

              - Manusia terdiri dari 4 unsur :
                         1.Jjasad
                         2. Hayat
                         3. Ruh
                         4. Naf
      
              - Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur :
                         1. Id              : Pemuas Kebutuhan
                         2. Ego           : Bagian atau struktur kepribadian yang mengatur tingkah laku
                         3. Super Ego : Struktur kepribadian yang paling akhir, yang dipengaruhi eksternal